Peringatan Hari Bahasa dan Hari Pahlawan



Alian (10/11/2018), Rupanya, tak banyak orang yang tahu atau ingat, apalagi memperingati. Padahal, tepat di bulan Oktober tahun ini, Bahasa Indonesia telah berusia 90 tahun. Usia tersebut mulai dihitung sejak tahun 1928, tepatnya pada Hari Sumpah Pemuda.
Ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dianggap sebagai momen kelahiran Bahasa Indonesia, ditunjukkan dengan bunyi butir ketiga naskahnya:

“KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA”

Dengan menggunakan kata ‘menjunjung’, yakni mengangkat sesuatu dan memosisikannya pada kedudukan yang tinggi, butir ketiga memiliki makna bahwa pemuda Indonesia bersumpah menempatkan Bahasa Indonesia lebih tinggi dibanding bahasa-bahasa lain; juga menjelaskan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa. Hal tersebut dimaksudkan juga untuk memudahkan komunikasi di tengah banyaknya bahasa daerah yang kita miliki.
Namun, sudahkah kita menjunjung tinggi Bahasa Indonesia saat ini? Dapatkah kita melakukannya dengan bangga tanpa tertinggal arus globalisasi yang disertai ‘tuntutan’ untuk menguasai bahasa-bahasa asing?
MI Ma’arif Surotrunan mengadakan upacara hari pahlawan dan hari bahasa yang diisi berbagai lomba. Lomba tersebut diantaranya lomba baca puisi untuk kelas I-III dan lomba prosa atau lomba bercerita untuk kelas IV-VI serta lomba antar kelas yaitu lomba 5K (Keamanan, kebersiahan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan). kegiatan ini diikuti peserta sebanyak 188 yeng kesemuanya adalah peserta didik MI Ma’arif Surotrunan.
Seperti yang diutarakan oleh ketua panitia Ibu Nurlaely Rohmah, S.Pd.I “bahwa kegiatan ini di lakukan bertujuan: memperingati hari bahasa, meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis, membaca dan berbicara, selain itu untuk meningkatkan prestasi dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia dan juaga memupuk kecintan terhadap bahasa persatuan bahasa Indonesia.”
Hal serupa juga diungkapkan oleh guru olahraga “bahwa kegiatan ini sangat berberguna bagi peserta didik untuk bisa mengoptimalkan potensi diri dan melatih bekerjasama untuk selalu menjaga kebersiahan kelas khususnya dan umumnya kebersihan di lingkungan Madrasah.”
Dalam kegiatan ini semua peserta didik antusias mengikutinya. Mulai dari kelas I sampai kelas VI. Mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik.
Menurut Kepala Madrasah Bapak H. Moh. Solechan, S.Ag.,M.Pd.I “kegiatan ini selain untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda dan hari Pahlawan juga untuk meningkatkan bakat siswa. Siswa dan guru juga diharapkan untuk meningkatkan kemampuannya dalam bidang bahasa dan sastra.
Oleh sebab itu, lomba yang diadakan berhubungan dengan bahasa dan sastra. Semoga dengan adanya kegiatan bulan bahasa ini, bisa menumbuhkan lagi minat baca dan kecintaan siswa dan siswi MI Ma’arif Surotrunan terhadap bahasa dan sastra Indonesia dan juga untuk selelu membiasakan diri dan menjaga 5K (Keamanan, kebersiahan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan).
Setelah selesai kegiatan tersebut kami menanyakan ke salah satu peserta yang mendapat juara “saya sangat senang dengan lomba ini karena dengan adanya lomba ini saya berani tampil didepan temen-teman. Awalnya sih grogi tapi lama-lama rasa grogi itu hilang” ujar Aisah.
“Saya akan terus belajar agar saya menjadi yang terbaik dan mendapat juara”, ujar Khamidiaya peserta lomba yang belum mendapat juara. (.:ya2n:.)





Subscribe to receive free email updates: