Imunisasi DT dan TD adalah salah satu jenis imunisasi yang memang sangat dianjurkan untuk anak. Apalagi jika mengingat bahayanya jika tidak memperoleh imunisasi serta risiko terserang penyakit. Sebenarnya imunisasi DT dan juga imunisasi TD sama, namun yang membedakan adalah komposisi serta sasarannya. Jika salah dalam pemberiannya, maka bisa menyebabkan efek samping yang sangat berbahaya untuk buah hati Anda.
Vaksin DT atau Difetri Tetanus serta vaksin TD atau Tetanus Difetri memiliki bahan pembuatan yang sama, akan tetapi komposisinya sangatlah berbeda. Sehingga sasaran untuk melangsungkan imunisasinya jelas berbeda pula.
Vaksin DT sendiri memiliki kandungan ativirus difteri dengan dosisi sekitar 20 Lf, sedangkan untuk antivirus tetanusnya berjumlah 7,5 Lf. Sedangkan vaksin TD sendiri memiliki kandungan antivirus tetanus sebesar 7,5, sedangkan untuk antivirus difetrinya sebesar 2 Lf. Dan untuk ukuran dosisi setiap pemberiannya sekitar 0,5 ml.
Jika dilihat sesuai kandungan yang dimiliki masing-maisng vaksin tersebut, maka vaksin DT umumnya diberikan kepada Si Kecil guna menangkal penyebaran virus difetri serta penyebaran virus tetanus yang berada di masa-masa rawan, di mana ketika kondisi antibodi yang ada di dalam tubuh tengah berkurang yang diakibatkan oleh proses pertumbuhan. Vaksin jenis DT umumnya diberikan kepada anak-anak sekitar 5 kali pemberian, yaitu di usia 2 bulan, usia 4 bulan, usia 6 bulan dan di usia 15-18 bulan serta di usia 4-6 tahun.
Sesuai dengan kandungan yang dimilikinya, baik vaksin jenis DT atau bahkan jenis TD memiliki manfaat yang sama, yaitu untuk mencegah pertumbuhan virus yang bisa menyebabkan infeksi, baik itu infeksi virus difetri, tetanus, atau bahkan batuk rejan/pertussis. Penyakit difetri sendiri biasanya akan menyerang seseorang serta mampu menimbulkan atau menyebabkan infeksi bagian atau infeksi mukosa, baik di dalam saluran sistem pernapasan atau di bagian kulit yang tengah terluka.
Gejala yang muncul biasa berupa demam tinggi yang terjadi secara tiba-tiba, yang disertai dengan adanya pertumbuhan membran kelabu yang menutupi salah satu dari bagian saluran sistem pernapasan. Hal ini merupakan salah satu penyebab dari radang tenggorokan yang kerap kali dialami Si Kecil.
Tetanus sendiri merupakan salah satu jenis penyakit yang cukup berbahaya, dan terkadang dikenal juga dengan sebutan lockjaw. Yaitu jenis penyakit yang bisa membuat seseorang yang terinfeksi mengalami kejang-kejang di beberapa bagian otot, serta bisa berakhir pada kematian jika tidak diatasi dengan tepat. Umumnya kejang-kejang ini dirasakan dari bagian rahang serta leher, yang kemudian akan menyebar ke beberapa bagian titik otot.
Kejang-kejang yang disebabkan oleh tetanus ini merupakan salah satu penyebab kejang yang dialami bayi ketika mereka mengalami demam yang cukup tinggi. Pastinya kondisi ini harus diwaspadai, karena jika tidak diatasi dengan tepat bisa sangat membahayakan kesehatan tubuh Si Kecil. Dengan memberikan imunisasi jenis DT dan juga jenis TD dengan jadwal yang teratur sesuai yang dianjurkan IDAI, maka Anda bisa membantu buah hati Anda menghindari serangan penyakit berbahaya ini.
Hampir sama dengan jenis-jenis imunisasi lainnya, yang mana hanya akan menyebabkan efek samping yang cukup ringan. Efek samping yang akan dialami Si Kecil setelah menerima imunisasi ini adalah seperti demam yang ringan, rasa nyeri atau linu di bagian otot, adanya pembengkakan tangan di bagian bekas suntikan, serta memerahnya bagian tangan bekas suntikkan.
Semoga bermanfaat
.:AA 15 MY:.